Kamis, 03 September 2009

KUALITAS BANGUNAN

Untuk menentukan kualitas suatu bangunan digunakan 3 indikator, yaitu :
1. Bangunan harus fungsional.
2. Bangunan harus kuat.
3. Bangunan harus indah (estetis )

Bangunan yang Fungsional
Sebuah bangunan dikatakan memiliki fungsi kalau bangunan itu dibuat dengan tujuan yang jelas, untuk apa bangunan itu dibangun, dipakai untuk kegiatan-kegiatan apa saja dan apa kegiatan utamanya. Bangunan berfungsi dengan baik jika semua unsur diatur dengan baik sehingga tidak terjadi hambatan dalam operasinya dan terdapat pola hubungan yang jelas.
Untuk mencapai fungsinya bangunan harus mempunyai ruang-ruang yang memenuhi syarat fisik dan psikis .
Syarat fisik meliputi :
1. Syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk memenuhi suatu kegiatan tertentu 
2. Syarat luas untuk gerak perorangan maupun kelompok, standar minimum statis gerak.
3. Syarat luas untuk perlengkapan kelompok kebutuhan lain.
4. Syarat hubungan dan pemisahan antar bagian dalam ruang itu sendiri atau dengan luasnya.
5. Pola hubungan antar ruang (organisasi).
6. Syarat kemudahan pemeliharaan dan perlengkapan.

Syarat psikis ialah syarat suasana atau kesan lingkungan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan fungsinya, meliputi masalah penerangan, ventilasi, akustik, pemandangan keluar, bentuk ruang, bentuk bagian-bagiannya, bentuk garis dalam ruang dan warna.

Bangunan yang Kuat
Bangunan harus kuat sehingga orang yang memakainya / pengguna merasa aman, ini disebut faktor struktural. Sebuah bangunan dikatakan struktural kalau unsur-unsur utamanya (unsur-unsur struktural) yang bekerja sebagai pendukung beban dan kekokohan bangunan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga fungsinya sebagai pendukung beban dan kekokohan bangunan terlihat jelas. Dengan struktur yang jelas orang yang berada di dalamnya merasa aman dan nyaman.

Bangunan yang Indah (Estetis)
Bangunan yang indah secara Arsitektur adalah bangunan yang mempunyai nilai-nilai yang menyenangkan mata dan pikiran yaitu nilai keindahan bentuk dan ekspresi.
Bangunan mempunyai keindahan bentuk apabila bangunan tersebut memenuhi syarat-syarat keterpaduan, keseimbangan, proporsi dan skala.
Bangunan mempunyai keindahan ekspresi apabila memenuhi syarat-syarat karakter, gaya dan warna.

( Data pustaka : Pedoman umum merancang bangunan, H.K Ishar)


Kamis, 27 Agustus 2009

Vitruvius dan Vray???


Apa hubungan Vitruvius dengan Vray?, secara langsung pasti tidak ada...dua kata tersebut terpilih untuk mewakili apa yang akan saya sampaikan untuk pemikiran bersama.

Beberapa tahun belakangan ini hampir semua Arsitek sangat mengenal Vray,tapi apakah mereka (kita) mengenal dengan baik Vitruvius atau bahkan melupakan (atau bahkan tidak tahu)?

Pemikiran ini muncul ketika beberapa waktu yang lalu kami (saya dan suami) bertemu teman yang (akan) berbisnis di bidang perumahan, karena teman kami ini bidang ilmunya sangat jauh dari desain maka suami saya bertanya siapa Arsitek yang dipakai dalam mendesain rumah-rumah tersebut,singkat kata kami dipertemukan oleh 'arsitek'nya dan yang sangat mengejutkan (menyedihkan) yang dikenalkan sebagai 'arsitek' adalah seseorang lulusan Teknik Mesin, terpilihnya dia sebagai 'arsitek' karena menurut teman kami dia mampu menghasilkan gambar ahir (perspektif 3 Dimensi) yang bagus.

Marilah kita pikirkan bersama apakah untuk menjadi seorang Arsitek kita hanya dituntut menghasilkan gambar yang bagus yang akan susah dibedakan apakah ini hanya gambar atau foto bangunan yang sudah jadi.Saya sangat yakin 'arsitek' teman kami itu sangat paham Vray tetapi mungkin dia akan bingung ketika kita berdiskusi tentang Vitruvius, Wastu Citra, Analisa dan Konsep ruang,dll yang kita pelajari dalam mendesain.

Tidak salah kita mengenal,mempelajari Vray dan program aplikasi komputer yang lain (AutoCAD,3ds Max,Revit,Sketch up,dll) tapi itu semua adalah sekedar alat bantu dalam mewujudkan desain, yang terpenting adalah proses bagaimana kita menghasilkan desain tersebut (Fakta, permasalahan, analisa, konsep, visualisasi desain).

Kamis, 13 Agustus 2009

ARSITEKTUR NUSANTARA

Mari kita bersama-sama mempelajari keindahan Arsitektur Nusantara, yang kesemuanya adalah bagian dari CERLANGTARA kependekan dari ke-cemerlang-an pengetahuan Nusantara, satu istilah yang saya dapatkan dari bapak Josef Prijotomo dalam seminar 'kearifan Lokal'. Dalam penyampaiannya diungkapkan bahwa tidak tepat kita menggunakan istilah lokal karena lokal mengindikasikan adanya sesuatu yang lain yang lebih universal dan bukan mustahil lalu dianggap lebih superior.Sebagai gantinya beliau menyampaikan istilah CERLANGTARA yang juga menjadi penegasan bahwa Nusantara itu setara dan sebanding dengan 'barat' (yang superior, yang inti). Yang berarti bahwa Arsitektur Barat bukan lagi satu-satunya sumber, inti, keutamaan Arsitektur. Marilah kita bangga dan cinta kecemerlangan Arsitektur Nusantara yang bisa kita awali dengan mengenal terlebih dahulu untuk kemudian mencintai, berikut ini  Arsitektur dari beberapa Etnis di Nusantara: